FESTIVAL DAN PAMERAN BURUNG BERKICAU PIALA TAHUN 2018 |
Presiden Joko Widodo
(Jokowi) mengapresiasi banyaknya penangkaran burung di berbagai daerah. Selain
memberikan ruang bagi penggemar burung, penangkaran juga bisa menjaga spesies
burung dari kepunahan.
Hal tersebut disampaikan
Presiden Jokowi dalam acara Festival dan Pameran Burung Berkicau Piala Presiden
Jokowi tahun 2018 yang dihelat di Kebun Raya Bogor, Minggu (11/3).
“Tadi ada penangkaran murai, ada penangkaran kolibri, jalak. Contoh jalak bali, dulu akan punah. Sekarang setelah ditangkarkan jumlahnya banyak sekali,” ujar Presiden.
Presiden menambahkan
Indonesia memiliki keanekaragaman burung yang sangat tinggi di dunia.
Berdasarkan data Burung Indonesia (2017), jumlah jenis burung di Indonesia
tercatat 1.769 jenis. Tercatat 531 jenis burung yang statusnya dilindungi,
antara lain jenis elang, jalak bali, rangkong gading, kasuari, gelatik jawa,
cucak rawa, dan lain-lain.
Selain itu Indonesia juga
memiliki jumlah burung endemik tertinggi di dunia. Di Indonesia tercatat lebih
dari 372 jenis burung endemik, yaitu jenis burung yang tidak dapat ditemukan di
negara lain di dunia
“Ini merupakan sebuah
kekayaan besar yang diberikan Allah kepada kita. Oleh karena itu, saya sangat
menghargai banyaknya penangkaran burung yang ada di banyak daerah sekarang
ini,” katanya.
Selain dari segi lingkungan
hidup, Presiden mengatakan penangkaran burung dan kontes peraga dan kicau
burung ini merupakan hal yang positif sebagai bagian dari budaya masyarakat dan
sebagai aktivitas yang juga bernilai ekonomi.
“Dengan penangkaran ini roda
ekonomi kerakyatan tumbuh. Ada pembuatan sangkar burung, pakan burung,
obat-obatan, semuanya semakin tumbuh. Sekarang perputarannya Rp1,7 triliun per
tahun,” lanjutnya.
Jenis-jenis burung yang
tengah ditangkarkan di Indonesia sendiri tercatat sejumlah 51 jenis. Untuk
burung kicau, baru sekitar 9 jenis yang sudah ditangkarkan yaitu: anis merah (Zoothera
citrina), lovebird (Agapornis sp.), cucak rawa (Pycnonotus
zeylanicus), murai batu (Copsychus malabaricus), kacer/murai (Copsychus
saularis), ciblek (Prinia familiaris), cucak hijau (Chloropsis sonneratii),
cica hijau (Chloropsis sonnerati), dan kenari (Canarium xp).
Seluruh jumlah penangkar
satwa di Indonesia ada 1.018 unit dan di antaranya penangkar burung
sebanyak 428 unit penangkaran. Adapun dalam syarat izin penangkaran disebutkan
10 persen hasil penangkaran harus dilepaskan ke alam liar.
Pada festival kali ini,
Presiden Jokowi juga ikut ambil bagian. Burung murai batu milik Presiden
mendapat nomor 36 dalam kontes ini. Sayangnya burung yang ia ikutkan harus
kalah dari peserta lain. Festival ini sendiri diikuti oleh sekitar 4.000 ekor
burung dari 700 pemilik. Ada 18 jenis burung yang dilombakan seperti murai
batu, cucak rawa, madu pengantin (kolibri ninja), ciblek, dan sebagainya.
“Kalah. Gimana lagi? Berarti
jurinya jujur. Juara pertama mau saya beli, tapi pemiliknya bilang nggak
dijual,” lanjutnya.
Presiden juga mengatakan
bahwa sebenarnya yang lebih senang pelihara burung adalah Ibu Negara Iriana
Joko Widodo dan Kahiyang Ayu.
“Saya cuma penikmat. Tapi
yang paling saya ingat sekarang ini di Kebun Raya, di istana, burung semakin
banyak. Sekarang ada kutilang, jalak suren, kemudian burung lain. Apalagi yang
kecil-kecil. Ada prenjak kalau pagi sering kelihatan,” pungkasnya.
Tags:
Agenda Lomba